Tempat makan enak di jakarta salah satunya adalah ayam
bakar. Ayam bakar, kuliner jakarta
yang digemari, saat ini pun berbagai merek dengan pilihan rasa, sambal dan
jenis ayam yang ditawarkan. Ingin menikmati ayam bakar di restoran hingga kaki
lima, semua tempat makan tersebut pada umumnya menyajikan hidangan ayam bakar
dalam menu.
Salah satu tempat makan ayam bakar yang sejak dulu hingga
kini masih menjadi favorit adalah ayam bakar mas mono. Usaha yang dirintis oleh
Agus Pramono sejak tahun 2000, saat ini sudah memiliki lebih dari 50 franchise ayam
bakar mas mono diseluruh Indonesia. Sebuah angka yang fantastis untuk usaha
ayama bakar produk lokal racikan bumbu khas Indonesia.
Agus pramono atau yang biasa dipanggil dengan nama Mas Mono,
awalnya tidak pernah bermimpi untuk mendirikan outlet ayam bakar serta jasa
catering yang sudah ia miliki sekarang dan bisa menjual lebih dari 600 ayam
setiap harinya. Berawal dari pengalamannya bekerja di warung ayam bakar, mas
Mono kemudian mulai belajar bagaiman membuat ayam bakar yang lezat tentunya
dengan racikan bumbu yang pas. Usai bekerja di warung ayam bakar tersebut,
kemudian Mas Mono memberanikan diri untuk membuka jasa catering, namun usaha
ini ternyata tidak dapat bejalan dengan lancer, mas Mono pun kemuadian memutuskan
untuk beralih profesi. Demi mendapatkan pendapatan, mulai dari membuat puisi
yang dikirim ke media masaa, menjadi office boy hingga membuak usaha jasa pengetikan. Mas Mono
kemudian kembali berjualan makanan, kali yang ia pilih adalah sebagai penjaja
pisang cokelat.
Sampai akhirnya menginjak tahun 2000, Mas Mono kemudian
melihat adanya peluang untuk membuka ayam bakar. Dengan memanfaatkan lahan
kosong yang lokasinya berada di depan universitas Sahid yang tidak terpakai,
Mas Mono dibantu oleh sang istri yang pintar memasak, kemudian mulai berjualan
ayam bakar dengan bumbu racikan sendiri. Awalnya Mas Mono hanya menjual 5 ekor
saja, namun seiring berjalannya waktu, dan permintaan semakin banyak Mas Mono
pun kemudian menambah jumlah ayam bakarnya secara perlahan mulai dari 12 potong
hingga 20 potong setiap harinya.
Tidak lama usaha ayam bakar Mas Mono berjalan, akhirnya Mas
Mono pun mulai mempekerjakan pegawai dan menjual ayam bakar hingga 80 ekor
setiap harinya. Meskipun usahanya terbilang warung makan kaki lima bukan restoran,
namun Mas Mono tetap menjaga kebersihan dan pelayanan kepada par pelanggan. Diabntu
dengan usaha nasi uduk sang istri di dekat sebuah kantor di jalan MT Haryono.
warung nasi uduk yang dikelola oleh istri Mas Mono buka antara pukul 06.00 –
10.00 pada saat itu sudah mampu meraup omset 800 ribu perhari.
Usaha ayam bakar mas mono semakin berkembang ketika salah
satu pelanggannya yang bekerja di stasiun televisi swasta di jakarta,
menawarkan untuk membuaka jasa catering karyawan di stasiun televisi tersebut,
puas dengan menu dan masakan yang disediakan oleh Mas Mono, kemudian permintaan
jasa catering di kantor lain pun bertambah jumlahnya.
Kemudian Mas Mono pun ingin menambah jumlah outlet di lokasi
lainnya, kawasan tebet Raya No.57 jakarta selatan pun kemudian dipilih untuk
membuka ayam bakar mas mono. Awalnya tempat makan tersebut hanya bisa menampung
sebagian pengunjung saja, namun dengan semakin banyaknya jumlah pengunjung yang
datang, Mas Mono pun kemudian menambah jumlah kursi dan meja untuk para
pengunjung. Setelah sukses di tebet Mas Mono mengusung nama ayam bakar kalasan
mas mono untuk jualannya. sebelumnya, ia tidak memakai merek untuk warungnya.
Setelah kawasan tebet, Mas mono kemudian menambah jumlah outletnya dikawasan
lain seperti jalan Panggadegan Selatan Raya, Jalan pulo Nangka Barat II, jalan
Inspeksi Saluran E 26 Kalimalang dan kampus ASMI pulo mas. Secara keseluruhan
outlet Ayam Bakar
Mas Mono yang dimiliki berjumlah 7 outlet. Belum lagi dengan penawaran
franchise di kota-kota besar di Indonesia, usaha ayama bakar mas mono saat ini
semakin besar dan semakin digemari. Harga yang ditawarkan di setiap menu ayam
bakar mas mono yang terjangkau, menjadikan warung ayam bakar mas mono bukan
hanya dicintai oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, tetapi juga keluarga.