Klinik Kopi Kuliner Yogyakarta

                Wisata kuliner di Yogyakarta punya banyak sekali kedai kopi yang tersebar di berbagai titik dekat kampus. Kedai-kedai kopi ini biasanya menjadi salah satu tempat ternyaman untuk mahasiswa, dalam artian harga menunya bersahabat, tempatnya nyaman untuk nongkrong lama-lama, buka sampai larut malam, dan punya fasilitas wifi. Kegiatan “ngopi” pun punya arti lain menjadi nongkrong, ngobrol dengan teman-teman, ngerjain tugas, atau hanya duduk ngeliatin jalan sambil nyeruput minuman yang bahkan belum tentu kopi.       
 
                Prosesi untuk bisa menyeruput secangkir kopi bagi sebagian orang bisa jadi merupakan satu ritual yang sakral. Salah satu orang yang memiliki chemistry yang erat dengan biji-biji kopi ini adalah Pepeng. Mas Pepeng, begitu dia biasa disapa, adalah pemilik salah satu tempat ngopi favorit coffeelover Jogjakarta "Klinik Kopi".

                Ketika datang ke "klinik"-nya, Openricers akan menemui sapaan hangat dari pria kelahiran Yogyakarta ini. Ia akan terlihat khusyu sekali menangani setiap "pasien"nya yang datang. Setiap tamu yang datang akan ditangani satu persatu, ditanyai perihal kebiasaan ngopi-nya. Ia pun akan menjelaskan pada setiap tamunya tentang berbagai jenis kopi, perbedaan proses roasting kopi, dan perbedaan warna biji kopi. Ia akan memperlihatkan video proses roasting kopi, menjelaskan berbagai karakter kopi koleksinya, dan memberi tahu berbagai etika dalam ngopi.

                Salah satunya ia akan menjelaskan bahwa kopi tidak boleh ditiup dan lebih baik ditunggu hingga suhunya menurun. Apabila kopi didinginkan dengan cara ditiup nantinya akan menjadi asam karena tercampur dengan CO2 dari mulut kita. Selain itu kopi harus diminum dalam jangka waktu 15 menit setelah diseduh karena tingkat keasaman dan kepahitannya bisa meningkat kalau sudah dingin.

          Ketika memasuki Klinik Kopi, OpenRicers tidak akan menemui mesin pengekstrak kopi yang biasanya kita temui di kafe-kafe, Mas Pepeng  akan menuang kopi yang ia seduh dengan mesin pengekstrak manual presso dan disuguhkan kepada "pasien-pasiennya" yang bertandang ke Klinik Kopinya. Berawal dari cita-cita Mas Pepeng yang ingin agar semua orang bisa menikmati kopi yang sesungguhnya, maka Klinik Kopi ini dibangun.



                Berbeda dengan restoran lain di Yogyakarta, Bertempat di sebuah bangunan milik Pusat Studi Lingkungan Universitas Sanata Darma, Yogyakarta. OpenRicers bisa mencicipi kopi-kopi Nusantara yang punya ciri khas di setiap aromanya. Jajaran toples berisi biji kopi dari berbagai daerah, siap menyambut OpenRicers. Ada sekitar 31 single origin coffee bean dari berbagai wilayah di Indonesia, yang menjadi koleksi Mas Pepeng untuk Klinik Kopinya.

                Setelah para "pasien"nya di edukasi perihal kopi. Ia pun akan membuatkan kopi pilihan masing-masing satu persatu. Ada kopi Takengon yang punya cita rasa paling manis di antara yang lain. Ada pula Aceh Gayo yang cenderung asam. Tersedia pula Papua Wamena yang katanya paling cocok untuk pemula, kopi Ciwidey yang istimewa, juga Toraja Kalosi yang punya aroma campuran berbagai karakter. Menariknya Klinik Kopi tidak menyediakan gula sebagai pemanis. Disini setiap pengunjung akan "dipaksa" untuk bisa merasakan cita rasa dari masing-masing jenis kopi. Semua kopi dihargai flat Rp 10.000,- untuk setiap cangkirnya, kecuali Ciwidey yang diekstrak dengan alat khusus dan diberi harga sedikit lebih mahal, yaitu Rp 15.000,- percangkir.

                Praktek Klinik Kopi hanya buka setiap empat jam dari hari senin hingga sabtu, dari jam 18.00 hingga 22.00. Jangan harap OpenRicers akan menemukan banyak sofa empuk disini, karena di Klinik Kopi hanya menyediakan satu ruangan besar berlantai kayu dimana para tamu yang datang bisa duduk lesehan di sudut-sudut favoritnya. Pengunjung yang datang tidak diizinkan merokok, membawa makanan atau minuman, disinipun tidak disediakan wifi. Cukup unik ya Openricers. Menurut Mas Pepeng, Klinik Kopi dikondisikan demikian agar setiap tamu yang datang bisa berbincang dengan hangat tanpa gangguan yang tak perlu. Berbeda dengan kafe lain dimana orang hanya pesan, minum kopi, dan asyik dengan gadget yang mereka bawa, lalu pulang.


                Siapapun boleh berkunjung ke Klinik Kopi, baik perseorangan maupun komunitas, tapi sebaiknya OpenRicers membuat appointment terlebih dahulu. Agar obrolan tentang kopi lebih intens. Untuk setiap sesi diusahakan hanya dilakukan dialog dengan empat orang dan Mas Pepeng mempersilakan para pasiennya untuk bertanya apa saja tentang kopi sembari berbagi pengetahuannya tentang asal muasal kopi hingga cara seduh yang benar. Tertarik untuk berkonsultasi di Klinik Kopi? Silakan kunjungi Klinik Kopi PSLH Universitas Sanata Dharma yang terletak 50m di dalam gang kecil setelah toko buku Togamas di Jalan Affandi (Gejayan). OpenRicers akan menemukan Klinik Kopi disisi kiri jalan. Biarpun letaknya "nyempil" anda bisa membawa mobil untuk berkunjung ke sini dan tempat parkirnya pun luas. Selamat menikmati kuliner Yogyakarta yang pastinya tidak kalah dari kuliner Jakarta.
 

Archive